Kisah ini terdapat dalam karya Imam al-Bukhari,
jilid 1, halaman 75, nomor 171, dan dalam kitab karya Imam al-Muslim jilid 15,
halaman 76, nomor 5997.
عَنْ أَبِيْ
هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ
سَلَّمَ: بَيْنَمَا رَجُلٌ يَمْشِيْ بِطَرِيْقٍ اِشْتَدَّ عَلَيْهِ الْعَطْشُ.
فَوَجَدَ بِئْرًا فَنَزَلَ فِيْهَا فَشَرِبَ, ثُمَّ خَرَجَ فَإِذَا كَلْبٌ
يَلْهَثُ, يَأْكُلُ الثَّرَى, فَقَالَ الرَّجُلُ: لَقَدْ بَلَغَ هَذَا الْكَلْبَ
مِنَ الْعَطَشِ مِثْلَ الَّذِي كَانَ قَدْ بَلَغَ مِنِّي, فَنَزَلَ الْبِئْرَ
فَمَلَأَ خُفَّهُ مَاءً, ثُمَّ أَمْسَكَهُ بِفِيْهِ, حَتَّي رَقَي فَسَقَي
الْكَلْبَ, فَشَكَرَ اللهُ لَهُ, فَغَفَرَ لَهُ. قَالُوا: يَا رَسُوْلَ اللهِ!
إِنَّ لَنَا فِي الْبَهَائِمِ أَجَرًا؟ فَقَالَ: فِي كُلِّ كَبِدٍ رُطْبَةٍ
أَجْرٌ.
Artinya:
Dari Abu Hurairah ra,
dari Nabi saw bersabda: “Ketika seseorang berjalan, ia mengalami rasa haus berlebihan. Ia pun menemukan sebuah sumur, kemudian ia turun dan minum darinya. Setelah itu, ia keluar dan menemukan seekor anjing menjulurkan lidah karena haus dan memakan rumput. Seseorang tersebut berkata: 'Sesungguhnya anjing ini mengalami haus yang berlebihan sebagaimana aku rasakan'. Kemudian ia turun lagi ke sumur dan mengisi sepatunya dengan air, dan menahannya di mulutnya hingga naik ke atas kembali, dan kemudian memberi minum anjing tersebut hingga menghilangkan hausnya. Maka Allah pun mensyukurinya dan mengampuni dosa-dosanya. Para sahabat bertanya: 'Wahai Rasulullah, berarti di semua binatang peliharaan kami ada ganjaran? Rasul menjawab: 'Setiapnya ada balasan dan ganjaran.'
عَنْ أَبِى
هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- « أَنَّ امْرَأَةً بَغِيًّا
رَأَتْ كَلْبًا فِى يَوْمٍ حَارٍّ يُطِيفُ بِبِئْرٍ قَدْ أَدْلَعَ لِسَانَهُ مِنَ
الْعَطَشِ فَنَزَعَتْ لَهُ بِمُوقِهَا فَغُفِرَ لَهَا
Artinya:
Dari Abu Hurairah, dari Nabi saw: “Sesungguhnya
seorang wanita pelaku dosa melihat seekor Anjing di tengah-tengah hari yang
sangat panas berada di dekat sebuah sumur. Anjing tersebut menjulurkan lidahnya
karena kehausan, maka si wanita tersebut melepas sepatunya dan memberi anjing
itu minum, maka Allah mengampuninya”
Mutiara Kisah
1.
Seekor anjing sekalipun bisa menjadi pintu surga bagi
siapapun yang berbuat baik. Karena bagaimanapun juga, segala makhluk Allah akan
senantiasa bertasbih pada-Nya, hanya saja kita tidak bisa memahaminya, maka
tidak salah jika Allah juga memberi ampunan bagi hamba-Nya yang menolong
makhluk-Nya.
2.
Hadis ini sekaligus sebagai dalil bahwa, berbuat baik
pada binatang yang diharamkan Allah untuk dikonsumsi sekalipun adalah tetap
sebagai kebaikan di mata Allah.
3.
Berbuat baik pada binatang adalah sebagai bukti bahwa
agama Islam adalah rahmat bagi semesta alam, karena makna ‘alam adalah “ma
siwa Allah”, yaitu, segala sesuatu selain Allah.
4.
Sebagai seorang muslim, hendaknya segala yang ada
dalam diri, baik pikiran, ucapan, maupun perbuatan harus dialndasi dengan cinta
dan kasih sayang, sebagai manifestasi rahmatan lil ‘alamin.
5.
Dalam kisah ini, perlu kita hayati dan hidupkan
kembali paradigma persaudaraan yang lebih universal, yaitu al-ukhuwwah
al-khalqiyyah (persaudaraan sesama makhluk), di samping juga al-ukhuwwah
al-nasabiyyah (persaudaraan sedarah), al-ukhuwwah al-wathaniyyah
(persaudaraan sebangsa atau senegara), dan al-ukhuwwah al-islamiyyah
(persaudaraan seakidah).